Selasa, 17 Juli 2012

PEMBAHASAN SEPUTAR MURJI'AH (2)


PENGERTIAN IMAN MENURUT MURJI’AH
DAN BANTAHAN AHLU SUNNAH WAL-JAMA’AH TERHADAPNYA

Pengertian iman menurut murji’ah adalah ketetapan dengan hati dan pengucapan dengan lisan serta pengamalan dengan anggota badan. Akan tetapi
menurut mereka bahwa amal adalah syarat sempurnanya iman bukan syarat syahnya iman.
Para ulama salaf menbantah keras terhadap pikiran ini. karena mur’jiah mengeluarkan amal dari iman. Padahal amal adalah bagian dari iman. Tidak ada iman tanpa amal seperti halnya tidak ada anak tanpa ibu. Dalil bahwa amal termasuk dari iman adalah banyak sekali. Diantarnya:
Pertama: Al-jahmiyah (pengikut  Al-jahm bin sofwan). Mereka mengatakan bahwa iman adalah  ma’rifatul qalb saja. Jika seorang yakin dengan hati maka tidak akan membahayakan iman sekalipun melakukan kekukufuran atau mengatakan kekufuran.
Maka kita akan membantah pikiran jahmiyah ini dengan dalil. Jika betul iman hanya dngan pengetahuan hati saja maka berari kaum kafir kurais adalah beriman. Karena jika mereka ditanya siapakah yang menciptakan langit dan bumi maka mereka akan mengatakan : “allah”
{وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ}
Artinya: “Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah." Katakanlah : "Segala puji bagi Allah" (Q.S luqman: 25)
Mereka mengetahui bahwa allah adlah encipta, pemberi rizki dan yang mengatur segala sesuatu. mengetahui akan hal itu akan tetapi perbuatan dn perkataan mereka tidk menunjukkan bahwa mereka percaya akan itu. Oleh karena itu allah menamakan mereka dengan kaum fasid, kaum kafir pada hal mereka tau bahwa allah adalah pencipta dan maha segalanya. Akan tetapi iman mereka ini adalah iman juz’I dan allah tidak menerima iman yang setengah-setenhan. Allah hanya menerima iman yang sempurna bukan iman kepad sebagian yang diturunkan allah dan ingkar terhadap sebahagian yang lain. Oleh karena itu allah berfirman
{وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ}
Artinya: “Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).(Q.S yusuf: 106)
Adapun iman yang bercampur syirik maka itu tidak akan diterima. Iman harus seiring tengan ingkar terhadap thogut. Sebagaimana allah subuhanahu wata’ala berfirman:
{ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ}

Artinya: “barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui..(Q.S Al-Baqarah: 256)
Maka tidak akan sah iman seseorang kecuali harus keyakinan dengan hati, di ucapkan dengan bibir kemuan diamalkan dengan anggota badan. Beriman kepada allah dan ingkar kepada semua bentuk thogut. Itulah iman yang akan diterima allah. Dan dengan itulah seorang dikatakan mukmin.
Oleh karena itulah jahm ibnu sofwan dan Ja’ad ibnu dirham dihukumi murtad oleh para ulama disaat itu dikarenaan mereka beriman kepada sebahagian yang telah diturunkan allah dn ingkar kepda sebhagian yang lain. Oleh karena itu khalih umawiyah khalid bin abdullah al-0qasri menyembelih  ja’ad ibnu dirham didepan jama’ah shalat ‘iduh adha, karena ia berkeyakinan bahwa allah tidak menjadikan nabi ibrahim ‘alaihi wasallam khalil dan berkeyakinan bahwa allah tidak pernah ngomong langsung dengan nabi musa alaihi wasallam.
Begitupun iblis mengetahui allah dan beriman dalam hatinya bahwa allah itu ada, allahlah yang menciptakan segqla sesuatu dan mengatur segala sesuatu, sebagiman allah berfirman:
{قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ}
Artinya: “Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.(Q.S shood: 82-83)
Dia bersumpah atah kemuliaan allah, berarti dia tau akan kemuliaan allah. Iblis juga berkata sebagaimana dalam firman allah:
{قَالَ أَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ }
Artinya: “Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya[529] sampai waktu mereka dibangkitkan. Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh".(Q.S Al-A’raf : 14-15)
Iblis mengetahu akan adlanya alllah atau tidak?? Jawbanya “iya” akan tetapi itu tidak cukup dengan keyakinan hati saja. Keyakin hati, ucapan lisan dan amal anggota badn adalah tiga komponen yang tidak bisa dipisahkan. Apabila satunya hilang maka hilanglah iman. Oleh karena itulah allah menamakan kaum kafir quraiys dengan musyrikin dan menamakan iblis dengan kafir. Karena keimanan mereka tidak seperti yang diharapkn allah.
Kedua: al-karramiyah: pengikut ibnu karram. Mereka mengatakan bahwa iman adlah perkataan dengan lisan saja.
Tidak mensyaratkan amal dan juga tidak mensyaratkan keyakinan dengan hati.
Mmmaka kita membantah pikiran ini dengan dalil. Apabila betul bahwa iman hanya ucapan dnegan lisan saja tanpa amal dan keyakinan dnegan hati maka berarti orng-orang munafik adalah juga beriman karena mereka berkata dengan lisan mereka. Sebagaimana dalam firman allah:
{إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ}
Artinya: “Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah." Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta “.(Q.S Al-munafiqun : 1)
Orang-ornag munafik mengucapkan dengan lisan mereka syahadatain tapi dlm keadaan yang bersamaan allah berfirman:
{إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ}
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka.” (Q.S An-nisa: 145)
Mereka disaksikan allah dengan neraka. Bahkan mereka lebih bahaya dari dari orang-orang kafir
Ketiga: murji’atul fuqahaa’
Dan inilah yang pertama kali muncul dari ketika golongan mur;jiah itu kemudian jahmiyah dan kemudian al-karramiyyah. Sebagian ulama menakamakan denagn fuqaha’ul murji’ah. Mereka mengatakan bahwa iman adalah keyakinan dengan hati dan ucapan dengan lisan akapn tetapi amal tidak ada kaitanya dnegan iman. Mereka mengeluarkan amal dari iman mnjadikan amal sebagai syarat sempurnanya iman bukan syarat syahnya iman.
Dinamakn dengan murji’atul fuqaha’ karena yang jatuh pada pikiran ini adalah sekelompok ulama fiqih dizaman itu. Diantaranya adalah Hammad bin abi sulaiman, tholq bin habib, dzar bin abdullah al-hamadani, umar bin dzar bin abdullah al-hamadani, abu hanifah annu’man dan sebagainya.
Dan para ulama salaf sangat mengingkari akan pikiran kelompok murji’atul fuqaha’ ini, seperti auza’I, imam ahma, malik, sufiyan atsauri, imam malik, iman syafi’I dan sebagainya.
Para salaf mengingkari kelompok ini karena kelompok ini berkeyakinan bahwa boleh orang yang berhukum dengan sekain hukum allah tidak kafir karena itu kufur duna kufur. Mereka tahallul terhadap berhukum dengan selain hukum allah.
Murjia’atul fuqaha’ mengatakan iman itu asalkan ketetapan dnegan hati dna ucapan dnegan lisan maka amal tidak akan berpengaruh bagi iman. Sekalipun itu ia berjina, mencuri dan  melakukan kesyirikan maka itu tidak akan membahayakan iman seseorang. Tentunya ini membuka pintu kemaksiatanm, membuka peluang dosa bahkan membuka lebar pintu kekafiran. Na’udzu billah.
Bagaimana mungkin seorang perkata dan perpikiran seperti ini. maka kita harus membantahnya dnegan dalil.
Bahwa tingkatan para sahabat rasulullah diketahui dari alamlnya. Seorang masuk surga dan neraka dilihat dari amalnya
Allah berfirman:
{قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ}
Artinya: “Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir."(Q.S Al-imran : 32)

Oleh kaena itu salaf kita berkata: tidak mungkin iman itu ada tanpa amal sebagaimana tidk mungkin adanya anak tanpa ibu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar