Sabtu, 14 Juli 2012

Pentingnya Menuntut Ilmu


Tidak diragukan lagi bahwa menuntut ilmu adalah sangat penting, karena dengan ilmu seorang akan mengenal Rabbnya, Dengan ilmu seorang akan mengetahui keawajibanya pada Allah Subuhanahu wata’ala, dengan ilmu pula ia akan memahami hak-hak Allah dan hak-hak saudaranya terhadap dirinya.
Ilmulah yang akan menghilangkan kebodohan, ilmu juga yang akan menjelaskan hukum-hukum yang datang dari Allah kepada seorang hamba.
Ilmu yang dimaksud disini adalah seperti yang dikatakan ibnu qoyyim az-zaujiyah dalam kitabnya qoshidatunniyah hal 95 beliau berkata:
العلم قال الله قال رسوله
قال الصحابة هم أولو العرفان
ما العلم نصبك للخلاف سفاهة   
بين الرسول وبين رأي فلان
“ ilmu adalah perkataan Allah, perkataan Rasul-Nya. perkataan para sahabat, merekalah yang memiliki pengetahuan. ilmu tidak dinisbahkan kepada orang bodoh  yang membandingkan perkataan Rasul dengan pendapat seseorang”
Oleh karena itu, demi ilmu yang dimaksudkan diatas itulah para ulama melakukan rihlah bertahun-tahun bahkan berpuluhan tahun, mencari ilmu Allah dan Rasul-Nya untuk dijadikan manhaj dalam ketaatan pada Allah Rabbul ‘Izzati, mereka tak mengenal lelah dan tak pernah mengeluh apalagi putus asa bahkan menikmati perjalanan itu dengan penuh bahagia, kita mengetahui semua itu dari keikhlasan mereka dalam menulis kembali ilmu yang mereka cari, sehingga menjadilah kitab yang berjilid-jilid yang tentunya mereka berniat agar ilmu itu terjaga rapi dan dijadikan rujukan oleh generasi yang akan datang setelah mereka.
Subuhanallah…seharusnya kepada merekalah kita bercermin, panasnya terik matahari tak menjadikan mereka berhenti untuk terus meniti jalan dalam menuntut ilmu. Dinginnya angin yang menhembus menerpa badan tak menjadikan mereka  menyerah dalam menuntut ilmu syar’i. kadang perut lapar sedangkan bekal telah habis, maka air putilah yang akan mengganjal perut mereka, atau bahkan mereka mengikat kencang perut agar rasa lapar bisa ditahan. Tapi berkat perjuangan mereka maka lahirlah Kutubu Tis’ah dan kitab-kitab hadits lainnya serta buku-buku yang membahas Ilmu Islam dalam berbagai bentuk syarah dan penjelasan.
AllahSubuhanahu Wata’ala Berfirman:
{وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ}
Artinya: tidak sepatutnya bagi orang-orang yang beriman itu pergi semuanya (Kemedan Perang) mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang yang memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” (Q.S At-taubah :122)
Ayat ini menunjukkan pentingnya menuntut ilmu. Karena masyarakat Islam sangat membutuhkan orang yang akan mengajarkan ibadah dan hukum-hukum Islam kepada mereka dan itu adalah tugasnya ahlul ilmi. Para ulamalah yang akan mengajarkan kepada ummat akan makna yang terkandung dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sehingga dengan itu masyarakat Islam akan mengetahui bagaimana cara beribadah pada Allah, mengetahui ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam al-qur’an  dan al-hadits.
Seorang mukmin wajib mencari ilmu agamanya, agar ia menyembah Allah dengan ilmu yang  jelas, mengetauhi hakikat kekuasaan Allah, dan mengetahui posisinya sebagai hamba yang harus selalu ta’at dan tunduk pada perintah Allah Subuhanahu Wata’ala. Allah Memerintahkan Hamba-Nya agar Mengetahui Bahwa tidak ada tuhan selain Allah. Sebagaimana Allah Subuhanahu Wata’ala Berfirman:
{َفاعْلَمْ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ {
Artinya: Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. (Q.S Muhammad: 19)
Dengan ilmu seorang hamba bisa lebih takut terhadap Allah Subuhanahu Wata’ala, tidak mudah berlumuran dengan dosa yang berujung pada kerugian dirinya di dunia dan akhirat. Allah Subuhanahu Wata’ala Berfirman:
{إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ}
Artinya: Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama (Q.S Al-Fathir : 28)
Seorang wajib menayakan segala permasalahan tentang agamanya kepada ahlul ilmi, dan itu dinamakan mencari ilmu. Allah Subuhanahu Wata’ala Berfirman:
{فَاسْأَلوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ}
Artinya: maka tanyakanlah kepada ahlu dzikr jika kalian semua tidak mengetahui” (Q.S An-nahl: 43)
Ayat ini menunjukkan pentingnya menuntut ilmu. Wajib bagi orang yang tidak mengetahui untuk bertanya kepada orang yang lebih berilmu darinya agar tidak menyembah Allah tanpa ilmu. Ahlu dzikr adalah ulama. Jika tidak ada ulama didesa kita maka hendaknya kita mencari ulama ditempat lain sampai kita menemukan ulama.
Dengan ilmu seorang hamba menjadi baik posisinya disisi Allah Subuhanahu Wata’ala
{ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ}
Artinya:  Katakan! Apakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui? (Q.S Az-zumar: 9 )
Maksudnya adalah orang yang mempunyai ilmu dengan orang yang tidak meiliki ilmu adalah tidak sama. Dan derajat mereka disisi Allah pun akan berbeda. Allah Subuhanahu Wata’ala Berfirman:
 { يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ}
Artinya: Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al-Mujadalah: 11 )
Dalam menuntut ilmu, kita harus selalu bersikap tawaddu’ baik kepada Allah atau kepada makhluk. Salah satu sifat tawaddu’ penuntut ilmu adalah selalu berdoa dan meminta pada Allah tamabahan ilmu dan keberkahan ilmu, sebagaimana Allah Subuhanahu Wata’ala Berfirman:
 وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا
Artinya: dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." (Q.S Thaahaa : 114)
Begitupun yang disabdakan Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam :
اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِما عَلَّمْتَنِي وَعَلِّمْنِي ما يَنْفَعُنِي وَزِدْنِي عِلْماً الحَمْدُ لله على كُلِّ حالٍ وأعُوذُ بالله مِنْ حالِ أهْلِ النَّارِ
Artinya: Ya Allah Jadikan Apa Yang Engkau ajarkan Padaku bermanfaat bagiku, Dan ajarkanlah padaku apa-apa yang bermanfaat bagiku, dan tambahkanlah ilmu padaku, segala puji bagimu dalam segala hal dan lindungilah aku dari keadaan ahli neraka”.( H.R Tirmidzi 5/578, Ibnu abi syaibah 6/50, Ibnu Majah 2/1260, dan Baihaqi 4/91)
Terakhir, penulis mengucapkan selamat menuntut ilmu buat sahabat-sahabatku yang tercinta…jangan putus asa melakaukan rihlah dalam menuntut ilmu Allah, janji Allah untuk hamba-hambanya yang ikhlas menuntut ilmunya adalah benar.
قَالَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ ، وَإِنَّ الْمَلائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضَاءً بِمَا يَصْنَعُ
Artinya:  Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam Bersabda: “ barang siapa yang menempuh jalan dlam menuntut ilmu maka Allah akan memberikan jalan menuju surga. Dan sesungguhnya malaikat akan membentangkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridho terhadap apa yang dilakukanya.” (H.R Abu Daud, Hadits Nomor 3643)
Semoga niat kita tidak terkotori oleh iming-iming dunia dan segala bungkusanya. Ilmu Allah yang kita cari bukan ijazah palsu yang menghilangkan berkah ilmu. Ilmu tujuan utama, ijazah dan sebagainya hanya formalitas bagi kita sebagai penghargaan karena telah menempuh dunia pencarian ilmu.
Ulama tersebar banyak dibumi sudan ini, mari kita habiskan umur kita dengan rihlah menuntut ilmu kepada mereka. Menghafal dan mendengar keterangan dan penjelasan dari mereka. Akhirnya masing-masing kita berdoa:
اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِما عَلَّمْتَنِي وَعَلِّمْنِي ما يَنْفَعُنِي وَزِدْنِي عِلْماً الحَمْدُ لله على كُلِّ حالٍ وأعُوذُ بالله مِنْ حالِ أهْلِ النَّارِ...
والحمد لله رب العلمين

Venomena Universitas Masa Kini Adalah Bentuk Rancangan Musuh-Musuh Allah Dalam Menghancurkan Islam


 Sedikit kita merenung kembali sejarah yang telah berlalu untuk kita jadikan pelajaran dalam meniti jalan menuju keemasan dan kejayaan Islam.
Setelah perputaran zaman, dari kejayaan Islam kemasa kemunduranya, berubahlah keadaan Islam dan kaum Muslimin. Kekuatan Islam semakin melemah, musuh-musuh Allahpun dengan mudah memecah-mecah wilayah daulah Islamiyah menjadi negara-negara kecil. Diperparah lagi oleh banyaknya orang-orang kafir yang pura-pura masuk Islam, mereka mempelajari Islam untuk kemudian membuat syubhat dikalangan kaum Muslimin.
Setelah khilafah Islamiyah runtuh, kaum Musliminpun berada dibawah hukum orang-orang kafir. Sedikit demi sedikit Mereka rubah sendi-sendi kehidupan kaum Muslimin, mulai dari model berpolitik dan berhukum, model ekonomi bahkan sampai model pendidikan.
Jika kita merenung kembali proses pendidikan para ulama dalam mendidik dan mencetak generasi Rabbaniyyah, maka sungguh indah jalan yang mereka tempuh. Pendidikan melalui talaqqi di Masjid-masjid menghasilkan berjuta-juta ulama disetiap tahunnya.
            Bedahalnya dizaman kita ini, setelah proses belajar generasi Islam dirubah dari masjid kemodel sekolah dan Universitas maka setiap tahun mereka menghasilkan berjuta-juta magister dan doktor, tapi ulama semakin sedikit.
            Setelah generasi semakin melemah disebabkan mereka kurang fakih dalam masalah agamanya, disitulah tujuan dan niat mereka dalam menuntut ilmu tidak terarah lagi untuk murni dalam mendalami ilmu-ilmu Syari’ah yang itu merupakan kewajiban bagi mereka.
            Dengan adanya tingkatan-tingkatan belajar di Universitas yang kita kenal dengan bakelarius, majister dan doktor, tidak sedikit dari generasi-generasi Muslim menempuh pendidikan Universitas hanya untuk meraih syahadah dan gelar-gelar yang mengupas tipis keberkahan ilmu itu.
            Fenomena tetaplah venomena, realitapun tidak bisa kita pungkiri, semuanya terjadi seperti yang kita lihat dan rasakan, dan semua itu tidak ada yang bisa menafikannya. Keadaan univesitas  zaman kini yang semakin parah, dan itu sangat mempengaruhi pola pikir mahasiswanya. Fitnah besar yang sengaja dirancang rapi dalam jangka panjang oleh orang-orang kafir atau munafik ini adalah untuk meminimalisir lahirnya ulama-ulama dari kalangan kaum Muslimin. Mereka mengetahui betul, bahwa selama ulama banyak dikalangan kaum Muslimin maka mereka akan kesulitan untuk mempengaruhi generasi Muslim untuk mengikuti agama, manhaj atau pikiran mereka.
Semua ini merupakan skenario musuh-musuh Islam dalam proses penghancuran Islam. Maka jangan heran jika anda mendapatkan seorang doktor tapi sangat bodoh terhadap agamanya. Karena yang ia cari bukan ilmu akan tetapi gelar dan titel belaka, na’udzu billah.
Itulah keberhasilah kaum kafir melalui orang-orang munafik yang pura-pura masuk Islam, mereka merubah manhaj belajar generasi musim dari halaqah ke model tingkatan diUniversitas. Dan setiap tingkatan diberi penghargaan..dan alhasil semua itu berkerucut pada niat mahasiswa untuk kuliyah yaitu hanya untuk meraih gelar dan titel saja.
Silakan anda bandingkan antara pendidikan talaqqi dengan pendidikan Universitas…tentunya sangat jauh berbeda. Kerusakan yang ada di Universitas masa kini telah banyak sekali diantaranya:
Pertama: di Universitas kehadiranya akan di absen satu persatu, jika tidak hadir sekian kali maka tidak diperbolehkan mengikuti ujian. Ini sangat mempengaruhi pola pikir mahasiswanya. Yang kebanyakan mahasiswanya tujuan utama hadir untuk absen atau agar tidak di alpa, Ilmu adalah nomor sekian.
 Kedua: Model Belajar Universitas Masa Kini Adalah Model Belajar Ala Barat Yaitu Bertingkat.
Tidak sedikit dari mahasiswa Universitas yang telah tamat SI, S2 atau S3 belajar hanya berpatokan kepada pelajaran-pelajaran yang ada ditingkatanya. Sehingga setelah mereka melewati tingkatan itu mudzakirah, buku ataupun pelajaran yang telah mereka ujikan bernasib seperti sampah. Dengan adanya tingkatan ini, seakan-akan doktor adalah puncak akhir dari menuntut ilmu. Padahal tidak sedikit dari doktor-doktor yang ada, masih sangah bodoh terhadap agamanya, maka jadilah ijazah yang mereka dapatkan itu sebagai ijazah dusta (syahadatuzzur)...Allahu Musta’an...As’alullah Salamatan Wal’afiyah!!!!
Ketiga: Banyaknya Universitas Yang Bercampur Laki-Laki Dan Perempuan.
Keberkahan ilmu dari manakah yang kita cari dari model belajar seperti ini??? Sunnah manakah yang telah teraplikasi dalam Universitas yang model seperti ini???, tiada lain kecuali sunnah khabitsah (jelek) orang-orang kafir terlaknat. Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam tidak pernah mengajarkan ummatnya untuk menempuh jalan pendidikan seperti itu. Juga para sahabat, tabi’in dan ulama-ulama kita melarang keras ikhtilath (campur laki-laki dan perempuan) apalagi dalam menuntut ilmu.
Dalam Universitas seperti ini, keberkahan ilmu hanya harapan yang hampa, sunnah Rasul pun terabaikan.
Ini adalah kerusakan yang paling fatal di Universitas..akhlaq dan adab terkikis habis, keadaan yang menimbulkan perzinahan. Perempuan-perempuan berdandan genit mengobar fitnah, berpenampilan ala barat. Jika anda menegurnya maka merekapun akan menjawab : ini zaman moderen anda jangan bersikap konservatif…Allahu musta’an
Keempat: Kerusakan Manhaj
Manhaj Nabawiyah dalam mendidik ummatnya adalah menguatkan akidah terlebih dahulu, yang berlandaskan Al-Qur’an dan As-sunnah. Beda halnya dengan venomena Universitas masa kini, pelajaran tiap semester disusun sesuai dengan manhaj mereka, yang semua itu berserakan tak karuan, yang seharusnya lebih penting diakhirkan, bahkan yang tidak perlu dipelajari, malah itu yang menjadi pelajaran pertama disuguhkan kepada para mahasiswa.
Akidah lebih utama, bukan falsafat atau ilmu mantik. Alqur’an sumber rujukan utama, bukan perkataan orang-orang barat yang membuat syubhat para mahasiswa.
Ketika salah dalam menanamkan dasar maka salah pula arahanya. Maka jangan heran jika anda menemukan mahasiswa yang baru semester 1 atau semester dua pekerjaanya Hanya menuntut Allah, menuduh Allah dan Rasul-Nya dengan tuduhan-tuduhan keji. Seakan mereka pengatur dipermukaan bumi ini.
itu semua karena dasar  yang ditanam pertama kalinya adalah dasar pikiran orang-orang barat yang bersumber dari akal mereka yang khabits (jelek).
Menggugat Allah? Yang menciptakan dan memberikan rizki kepada mereka siapa? Bukankah Allah? Tapi begitulah keadaan orang-orang yang telah mati hatinya. Na’udzu billah (akan ada pembahasan khusus dalam masalah ini dilain waktu).
Ketima: Kerusakan Manhaj Dosen Dalam Mengajar
Tidak sedikit dosen di Universitas-Universitas masa kini yang mengajar mahasiswanya hal-hal yang tidak baik, seperti akidah-akidah sufiyah, liberalisme.
Atau dari segi waktu, saking semangatnya dalam mengajar, panggilan Allah untuk sholatpun diundur-undur. Semua ini akan mempengaruhi watak dan akhlak mahasiswa terhadap Allah dan makhluk.
Keenam: Kerusakan Bi’ah (Suasana)
Bisa disaksikan di banyak Universitas masa kini suasana yang ala barat, dari model penampilan rambut pakaian dan tata cara dalam bertutut kata. Ini semua dikarenakan tidak tegasnya orang-orang yang bertanggung jawab dalam Universitas dalam mendidik mereka, akidah wala’ dan bara’ sungguh sangat jauh. Akhlak dan adab Rasulullah tak tertanam jaga dalam diri mahasiswanya.
Terakhir, penulis ingin menyampaikan kepada umat Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wasallam umumnya…” kewajiban bagi kita untuk melindung diri dan keluarga kita, memberikan pendidikan yang islami pada anak dan generasi kita. Menjauhkan mereka dari hal-hal yang mebahayakan akidah dan akhlak mereka. Generasi rabbaniyah hanya tercipta dengan pendidikan rabbaniyah, ummat Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wasallam yang tangguh hanya tercipta melalui Pendidikan Nabawiyah. Maka lindungilah generasi kita dari  tempat-tempat yang telah kami gambarkan diatas dan arahkan mereka kepada model pendidikan yang islami ala nabawiyah.”
Semoga Allah melindungi kita semuanya, dan memberikan kepada kita ilmu yang berkah yang kemudian kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari….Amin

“TERORIS” DIANTARA TUDUHAN DAN KENYATAAN


Siapakah yang tidak mengenal dengan istilah teroris? Istilah yang kerap kali membuat risih setiap orang yang membacanya. Kata “teroris” yang di idendikkan kebanyakan orang dengan tindakan kerusakan ini lahir sejak awal abad 21. Tidak diragukan lagi, bahwa istilah ini sengaja diproduksi oleh musuh-musuh Islam dalam rangka mengobok-ngobok kesatuan barisan Islam, mengacak-ngacak kekuatan ukhwah kaum Muslimin, merusak keharmonisan orang-orang yang beriman. Menghancurkan ikatan persaudaraan orang-orang Muslim. Itulah makar yang dilakukan oleh orang-orang yahudi dan nasrani terhadap kita, dan mereka tidak akan pernah berhenti untuk membuat makar itu terhadap kaum Muslimin sampai mereka yang mati atau kita yang mengikuti ajaran mereka, Allah subuhanahu wataala berfirman:
{وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ}
 Artinya: “ Orang-orang yahudi dan nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar) dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (Q.S Al-Baqarah : 120)
Usaha kaum yahudi dan nasrani itu sungguh telah berhasil. Bisa dilihat dengan mata kepala kita sendiri akan bukti dari keberhasilanya itu. Hampir setiap aksi pemboman atau pembunuhan ditujukan kepada kaum Muslimin, dituduhkan kepada pemuda-pemuda Islam yang memperjuangkan negara dan saudara-saudaranya yang di dzolimi. Baik itu dizdolimi oleh orang-orang yang memang asli kafir dari yahudi dan nasrani ataupun yang didzolimin oleh orang-orang munafik dari syiah dan yang sewajah dengan itu. Allah Subuhanahu Wataala Berfirman:
{وَلا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا}
Artinya: “ Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran) seandainya mereka mampu.” (Q.S Al-Baqarah : 217)
Itulah realita dunia Muslim abad ke-21, realita yang sangat mengenaskan, memilukan jiwa kaum Muslimin, dan menyedihkan hati setiap orang mumin yang merenungin akan hakekat dari fitnah yang menimpa dunia Islam ini.
Saudaraku…jiwa manakah yang tidak sedih ketika mujahid diteriakin “Mereka Adalah Teroris” lebih menyedihkanya lagi adalah bahwa yang meneriakkan kata-kata itu orang-orang Muslim sendiri. Jika mreka tidak tahu maka Islam memakluminya, tapi jika itu bentuk sambung menyambung kalimat yang dengan sengaja dilakukan untuk memerangi Islam dan kaum Muslimin (wala) maka sungguh Allah telah menjelaskan semua ini dalam Firman-Nya:
}يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ {
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan nasrani menjadi pemimpin-pempin (mu), sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. barang siapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzolim.” (Q.S Al-maidah: 51)
} وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ {
Artinya: Dan barang siapa yang menjadikan mereka kawan maka mereka itulah orang-orang yang dzolim.” (Q.S mumtahanah : 9)
 }يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ قَدْ يَئِسُوا مِنَ الْآخِرَةِ كَمَا يَئِسَ الْكُفَّارُ مِنْ أَصْحَابِ الْقُبُورِ {
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah, sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada didalam kubur berputus asa .” (Q.S mumtahanah : 13) }
}يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ {
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan (yaitu) diantara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik) dan bertaqwalah kepada Allah jika kamu betul-betul beriman..” (Q.S Al-maidah: 57)
Ayat-ayat diatas menunjukkan bahwa orang-ornag yang membantu orang-orang kafir dalam memerangi Islam dan kaum Muslimin, apapun bentuk bantuanya dan sekecil apapun, maka ia termasuk golongan mereka. Dan menyebarkan kalimat teroris yang sudah jelas ditujukan kepada mujahidin dan para ulama muwahhidin adalah bentuk menolong mereka. Oleh karena itu, perlu ketaqwaan dan ketawadduan kita dalam bersikap. Jangan sampai seorang berfatwah atau berkata yang itu malah mendukung orang-orang yahudi dan nasrani serta penolongnya dalam memerangi Islam dan kaum Muslimin.
Sekarang sudah seharusnya kita tau dan sadar dimana asal muasal dan akar lahirnya istilah teroris…dan tiadalah itu lahir kecuali dari musuh-musuh Allah lanatullah. Kemudian Masih kurang jelas apakah dihadapan kita akan makna hakiki teroris itu??? Tidakkah kita memperhatikan kalimat josh bush ketika ia berkata “kami tidak melawan kaum Muslimin tapi yang kami lawan adalah al-qaidah” begitulah mereka membukungkus rapi niat busuknya dengan istilah-istilah yang mengandung syubhat dihadapan kaum Muslimin. Padahal telah jelas sebelum itu mereka berkata: “musuh kami adalah jamaah Islamiyah”, tapi mungkin istilah ini akan menjadi terlalu mencolok dihadapan kaum Muslimin lalu mereka datang dengan istilah teroris. Sudah saatnya kita mengetahui hakikat perang ini. ini adalah perang idiologi, ini adalah perang agama yang dibungkus halus oleh musuh-musuh Allah agar tidak terlihat dengan jelas oleh kaum Muslimin.
Oleh karena itu, apa yang dilakukan para mujahidin adalah merupan kewajiban yang harus dilakukan. Karena dengan jihad itulah kaum muslimin bisa melawan makar mereka. Darah suci kaum muslimin telah banyak mengalir dibumi Allah yang suci, maka satu kedzoliman jika kita membiarkan itu terus berlanjut. Hidup mulia atau mati syahid memang itulah prinsip kaum muslimin…tidak perlu orang-orang murjiah membuat syubhat dihadapan ummat dengan fatwah busuknya yang mengatakan jihad tidak ada dizaman sekarang, bahkan mereka menuduh mujahid-mujahid Allah dengan teroris.
perlu diketahui, bahwa teroris sejati adalah amerika dan semua yang membela serta menolongnya. Baik itu pembelaan dalam bentuk kekuatan atau pertolongan dalam bentuk fatwah…merekalah teroris sejati, bukan kaum muslimin atau mujahid-muhid Allah…karena orang-orang yahudi dan nasrani itulah yang telah memerangi kaum muslimin, lalu apakah tindakan teroris ketika kaum muslimin membela diri dan melindungi agama dan negaranya??? Atau apakah kita akan membiarkan begitu saja ketika agama kita diperangi dan kaum muslimin dibantai??? Kalau ada yang menjawab “iya” maka sungguh ia adalah orang yang tak berakal atau hatinya sungguh telah mati karena ia telah mengedepankan kepentingan dunia dan hawa nafsunya dari pembelaan terhadap kaum muslimin dan agama yang suci.
orang-orang yahudi dan nasrani abai untuk berkata dengan jelas bahwa” kami memerangi kaum Muslimin” karena mereka tau bahwa kuantitas Muslim adalah mayoritas. Oleh karena itu kita yang harus memahami akan hakikat perang ini, dengan berbagai macam bukti yang telah ada. Seperti halnya mereka datang ke irak dengan alasan menangkap saddam husain kemudian meluluh lantarkan rumah-rumah saudara kita di irak, membunuh saudara-saudara kita, memperkosa wanita-wanita Muslimah yang kemudian mereka bunuh, dan sasaran utamanya adalah wanita dan anak-anak, agar kaum Muslimin irak tidak ada yang melahirkan dan generasi mereka terputus.
Coba kita lihat dipalestina, mereka mengistilahkan perang itu adalah perang merebut tanah atau wilayah..ini adalah kebohongan yang nyata. Akan tetapi perang itu adalah perang agama. Diarah yang berbeda Mereka mencetuskan istilah teroris agar dengan perlahan-lahan menghancurkan Islam dan kaum Muslim, sedikit-demi sedikit membunuh kaum Muslimin.
Ketika istilah teroris ini sedang trendnya didunia Islam umumnya, tidak ketinggalan dinegeri pertiwi indonesia. Yahudi dan nasrani manakah yang ridho melihat Islam diindonesia berkembang pesat? Musuh Islam manakah yang tinggal diam terhadap kaum Muslimin dinegeri yang mayoritas Islam ini??? istilah terorispun berkembang pesat di negeri ini. Tapi anehnya, teroris itu selalu ditujukan kepada mujahid-mujahid Allah. Ditujukan kepada para ulama yang menjunjung tinggi tauhid dan melawan segala bentuk kesyirikan.
Maka bukti apa lagi yang masih kita ragukan bahwa yang dimaksud dengan “teroris” itu adalah kaum Muslimin, yang ingin menerapkan Syari’at Islam, yang melawan hukum demokrasi. Yang menyeru kepada tauhid dan melarang kepada kesyirikan. Menjunjung tinggi keadilan, melawan segala bentuk kedzoliman. Itulah hakikat teroris yang dimaksudkan oleh orang-orang yahudi dan nasrani serta bala tentaranya itu.
Coba kita perhatikan Implementasi perundang-undangan Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme adalah pembentukan Detasemen Khusus (Densus) 88. Densus ini dibentuk oleh Polri dan dirancang sebagai unit antiteroris yang memiliki kemampuan mengatasi gangguan terorisme mulai dari ancaman bom hingga penyanderaan. Tapi ironisnya, aksi-aksi itu selalu ditujukan kepada kaum Muslimin dan mengkambing hitamkan ulama muwahhidin. maka wajar jika Ustad Baasyir berkata melalui anggota Tim Pembela Muslim (TPM), Achmad Michdan Jakarta Selatan, di ruang tahanan Jalan Trunojoyo Selasa (28 Juni 2011): "Aksi terorisme itu kepentingan propaganda asing, jangan harap terorisme bisa hilang," tegasnya. Karena UU seperti ini telah jelas kepada siapa ditujukan. Dan dalam rangkan memerangi siapa disusun. Semoga Allah tidak meridhoi mereka sebagaimana Allah tidak ridho terhadap peraturan-peraturan yang mereka buat.
Aneh, mereka membuat UU tapi tidak bisa konsisten terhadap UU yang dibuatnya, Beberapa pelanggaran dalam UU Nomor 15 Tahun 2003, diantaranya sanksi pidana mati, ketentuan tentang batas waktu penahanan tersangka teroris, ketentuan penangkapan yang hanya mendasarkan pada lampiran intelijen, serta adanya potensi multitafsir pada Pasal 13 dan Pasal 22. "Dalam yurisdiksi Mahkamah Internasional, pengenaan sanksi maksimal terhadap pelaku kejahatan adalah penjara seumur hidup dan atau kurungan selama 30 tahun, bukan hukuman mati. Ini jelas melanggar hak-hak hidup manusia," beber Yhodhisman.
 Dan itulah bentuk dan ciri-ciri kaum munafik. Terhadap perkataan sendiripun tidak bisa konsisten. Nadzu billah dari hamba-hamba amerika itu. Begitulah keadaan orang-orang munafik dan musuh-musuh Allah, cara apapun mereka akan tempuh dalam menghancurkan Islam dan memerangi kaum Muslimin. Mulai dari memalsukan data, tuduhan palsu, perkiraan yang tidak jelas sampai melanggar UU yang mereka buat sendiripun mereka akan melakukanya.. Dalam menyikapi pemboman atau aksi teror maka seorang Muslim perlu manhaj yang benar dalam berprasangka. Menuduh sesama Muslim itu bukan sikap orang beriman, bersikap husnu dzon antara sesama Muslim itulah yang harus kita lakukan.
peristiwa ledakan bom di areal Pondok Pesantren Umar Bin Khattab, di Desa Senolo, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Senin (11/7/2011). 7/2011). Atau Teror bom buku yang terjadi di Kampung Melayu, Kecamatan Asakota, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (17/7/2011) sekitar pukul 15.30 Wita. Serta aksi-aksi teror lainya yang pernah terjadi di negeri pertiwi kita selama ini…siapakah sebenarnya yang melakukanya???? Betulkah aksi-aksi yang terjadi selama ini murni dari kaum Muslim??? Ataukah itu hanya rekayasa untuk menghancurkan nama baik Islam dinegeri pertiwi ini? atau itu malah sebagai ajang politik orang-orang yang gila kekuasaan? Semua kemungkinan bisa terjadi.
Tapi orang yang yang beriman selalu berprangka baik kepada saudaranya seiman. Dan itu adalah kewajiban dan menjadi akhlak bagi kita. Jika aksi-aksi itu betul dilakukan oleh sebagian kecil dari kaum Muslimin maka saya mengatakan dengan tegas bahwa seorang Muslim tidak boleh membunuh siapapun tanpa alasan yang jelas. Dan jika mereka berniat baik serta sesuai dengan manhaj yang benar maka semoga mereka termasuk syuhadah dan semoga gelar syahid yang mereka cita-citakan diperolehnya.
Wahai kaum Muslimin…ingatlah, bahwa para mujahidin tidak mungkin bertindak sembrono, mereka lebih mengetahui siapa lawanya dan siapa temanya. Mereka tidak mungkin membunuh nyawa yang telah jelas diharamkan Allah. Adapun kesalahan maka itu bukan berarti sesat. Dan hendaknya para mujahidin lebih hati-hati, agar tidak salah dalam bertindak. Semoga kesabaran selalu menyertai orang-orang yang beriman. Yahudi dan nasrani adalah musuh kita bersama. Serta istilah teroris adalah berasal dari mereka. Yang dimaksud teroris oleh mereka adalah semua kaum Muslimin yang berpegang teguh kepada syari’at Allah rabbul „izzati. 

Wallahu A’lam Washollallahu ‘Ala Muhammad
Wa ‘Ala Alihi Washohbihi Wasallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘Alamin