Kata yang terdiri dari enam huruf ini sering kali
menjadi sebab kehancuran seseorang, baik yang mengghibah ataupun yang dighibah.
Kehancuran itu baik didunia ataupun di akherat. Orang yang dighibah akan
menjadi hina dan rendah dimata manusia didunia, kehormatanya menjadi hilang
dimata ummat. Nama baiknyapun hancur disebabkan oleh ghibah. Orang akan
cenderung menjauhinya, tidak akan mendekati apalagi bergaul denganya.
Kata-katanya menjadi tidak didengar lagi oleh ummat.
Itulah kebiadaban-kebiadaban yang timbul
disebabkan ghibah. Oleh karena itulah
orang yang suka memnggibah diancam keras oleh Allah Subuhanahu Wata’ala.
Sungguh Allah Subuhanahu Wata’ala telah memberikan perumpamaan yang sangat hina
untuk orang yang suka mengghibah, disebabkan bahaya yang menimpa saudaranya
yang ia ghibah. Allah Subuhanahu Wata’ala berfirman:
{
وَلاَ يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ
أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ
إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ }
Artinya: Dan janganlah mencari-cari keburukan
orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu
yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
Taubat lagi Maha Penyayang. (Q.S Al-hujurat : 12)
Wahai Ummat Muhammad Shollallahu ‘Alaihi
Wasallam!!! tidakkah anda semua merenungi ayat yang mulia ini, sungguh ini ayat
yang mulia datang dari Allah yang maha mulia, untuk dijadikan manhaj hidup
hambanya agar mereka jadi mulia. wahai hamba-hamba Allah yang mulia,
muliakanlah diri anda dengan manhaj rabbaniyyah yang mulia ini.
Pertanyaan yang harus kita selalu ajukan pada diri kita. sukakah kita
seseorang mengungkapkan kejelekan kita dihadapan orang banyak??? Ridhokah kita
digunjing dan dijelek-jelekkan orang??? Kalau memang kita tidak suka, lalu
kenapa kita dengan mudah menyusun kata yang mengandung gunjingan untuk saudara
kita? Kalau memang kita tidak ridho, lalu kenapa kita dengan gampang menghambur-hamburkan aib dan kejelekan orang
lain?
Sungguh perumpamaan Allah Subuhanahu Wata’la
diatas sangat pantas untuk orang-orang yang suka mengghibah. Mereka diumpamakan
dengan orang yang suka memakan daging mayat…ihhh, jangankan daging mayat, ikan
yang belum dimasak aja kita merasa jijik untuk memakanya. Bukankah begitu wahai
kaum muslimin??? Kecuali sumanto…na’udzubillah min dzalik.
Maka sungguh rugi orang yang tidak bisa menjaga mulutnya dari menggibah
saudaranya, kerugian yang besar lagi
nyata. Bagaimana tidak wahai saudaraku, sungguh Rasulullah Shollallahu Alaihi
Wasallam telah bersaksi untuk orang yang
suka menghibah atau berbuat namimah ini, kesaksian Rasulullah ini terlukis jaga didalam hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Muslim Rahimahullah, Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi
Wasallam Bersabda:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمَا مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى قَبْرَيْنِ
فَقَالَ إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ مِنْ كَبِيرٍ ثُمَّ قَالَ
بَلَى أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ يَسْعَى بِالنَّمِيمَةِ وَأَمَّا أَحَدُهُمَا
فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ قَالَ ثُمَّ أَخَذَ عُودًا رَطْبًا
فَكَسَرَهُ بِاثْنَتَيْنِ ثُمَّ غَرَزَ كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا عَلَى قَبْرٍ
ثُمَّ قَالَ لَعَلَّهُ يُخَفَّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا
Artinya: dari Ibnu Abbas radhiyallah
‘anhu berkata, Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam melewati dua kuburan
kemudian Bersabda: sesungguhnya mereka berdua sedang diazab, dan mereka tidak
diazab karena hal yang besar, kemudian beliau Bersabda: “betul” adapun yang
satu karena dia jalan menyebarkan fitnah
(namimah), dan yang satunya karena ia tidak membersihkan kencingnya, Ibnu Abbas
Berkata: kemudian Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam mengambil
batang kelopak korma dan membelahnya menjadi dua bagian, kemudian
menancapkannya diatas kedua kuburan mereka, para sahabat bertanya: wahai Rasulullah! kenapa engkau melakukan ini? Beliau
menjawab: semoga mereka berdua diringankan azabnya oleh Allah sampai batang ini
mengering”. (H.R Bukhari )
Oleh karena
itu wahai hamba Allah, jagalah mulut anda dari membicarakan kejelekan orang
lain. Tidak ada dalil bagi anda untuk membunuh karakter saudara anda dengan
cara menggibahnya, tidak ada pembenaran bagi anda untuk menghancurkan saudara
anda dengan cara menggibahnya. Bahkan itu adalah satu kedzoliman yang nyata
yang akan menjadikan anda rugi di dunia lebih-lebih diakherat. Takutlah pada
Allah dari dosa besar ini!, sungguh mengghibah adalah bentuk kedzoliman,
takutlah terhadap berbuat dzolim wahai hamba Allah. Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam Bersada:
عَنْ جَابِرِ بْنِ
عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « اتَّقُوا
الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ».
Artinya: dari jabir bin
abdulullah sesungguhnya Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam bersada:
takutlah terhadap kedzoliman, karena kedzoliman adalah kegelapan dihari kiamat”
(H.R Muslin, Hadits nomor 2578)
Bahkan didalam satu hadits disebutkan, Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi
Wasallam Bersabda
عَنْ سَلْمَانَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ ، أَنّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : يَجِيءُ
الرَّجُلُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْحَسَنَاتِ مَا يَظُنُّ أَنْ يَنْجُوَ بِهَا
فَلا يَزَالُ يَقُومُ رَجُلٌ قَدْ ظَلَمَهُ مَظْلِمَةً ، فَيُؤْخَذُ مِنْ
حَسَنَاتِهِ فَيُعْطَى الْمَظْلُومَ ، حَتَّى لاَ تَبْقَى لَهُ حَسَنَةٌ ، ثُمَّ
يَجِيءُ مَنْ قَدْ ظَلَمَهُ وَلَمْ يَبْقَ مِنْ حَسَنَاتِهِ شَيْءٌ ، فَيُؤْخَذُ
مِنْ سَيِّئَاتِ الْمَظْلُومِ ، فَتُوضَعُ عَلَى سَيِّئَاتِهِ
Artinya: Dari Salman Radhiyallahu ‘Anhu sesungguhnya
Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam Bersabda: akan datang seseorang dihari
kiamat nanti dengan kabaikan-kabaikan yang ia mililiki, dia mengira akan selamt
dengan kebaikan-kebaikan yang ia miliki itu, lalu datang seorang yang telah ia
dzolimi (ketika di dunia), maka di ambillah dari kebaikan yang ia miliki itu
dan diberikan kepada orng yang ia dzolimi, sampai tidak tersisa lagi kebaikan
yang ia miliki. Kemudian datang lagi seseorang yang telah ia dzolimi (ketika
didunia) pada hal tidak tersisa lagi
sedikitpun dari kebaikannya maka diambillah kejelekan orang yang telah ia
dzolimi itu kemudian diletakkan kepada kejelekan-kejelakanya.” (H.R Al-Bazzar di dalam musnadnya dan thobrani didalam mu’jamnya).
Oleh karena Itulah Hasan Al-Basri Berkata: “ aku tidak pernah menggibah
siapapun, karena aku takut menjadi orang yang rugi dihari kiamat nanti.
Juga Abdullah Bin
Mubarak Berkata: aku tidak pernah menggibah siapapun, jika aku menggibah maka aku akan menggibah
ayah dan ibuku karena mereka lebih utama untuk mengambil kebaikan-kabaikanku.”
Begitulah para ulama
kita wahai hamba Allah, mereka sangat hati-hati dalam masalah ini karena memang
berapa banyak orang yang tanpa sengaja membicarakan orang lain yang itu adalah
ghibah, semoga kita semua dilindungi Allah dari perbuatan yang sangat buruk
ini.
Sungguh inilah kerugian yang
hakiki, wal-‘iyadzu billah! As’alullah salamatan wal’afiyah!. Setelah kita
mengetahui bahwa ghibah adalah bentuk kedzoliman yang berujung pada kerugian
yang nyata lalu bagaimana mungkin kita berani mendekati dosa besar ini wahai
hamba Allah. Sungguh tidak ada keuntungan sama sekali bagi kita dari menggibah
orang lain. Lalu apakah kita akan menjadi miskin gara-gara kita tidak menggibah
orang lain? Atau apakah kita akan menjadi kaya dikarenakn kita mengghibah orang
lain??? Tidak kan??? Lalu apalah ujung dari semua itu kecuali kehancuran dan
kerugian yang nyata bagi kita. Na’udzu billah.
Lebih jelasnya, makna ghibah
adalah sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi
Wasallam:
عَنِ الْعَلاَءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- قَالَ « أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ ». قَالُوا اللَّهُ
وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ « ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ ». قِيلَ
أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِى أَخِى مَا أَقُولُ قَالَ « إِنْ كَانَ فِيهِ مَا
تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ ».
Artinya: Dari ‘Ala’ Bin
Abdurrahman Dari Bapaknya Dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah Shollallahu
‘Alaihi Wasallam Bersabda: “ apakah kalian semua tahu apakah ghibah itu? Mereka
menjawab: Allah Dan Rasulnya lebih mengetahui. Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi
Wasallam Bersabda lagi: “ yaitu engkau menyebutkan sesuatu yang dibenci oleh
saudaramu “, dikatakan: bagaimana jika apa yang aku katakan itu betul-betul ada
pada dirinya? Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab: “ jika apa yang
kamu katakan itu ada pada dirinya maka sungguh kamu telah mengghibanya, dan
jika apa yang kamu katakan itu tidak ada pada dirinya maka sungguh kamu telah
berbuat bohong terhadapnya.” (H.R Muslim, Hadits nomor 2589 )
Wahai hamba Allah! ghibah adalah penyakit hati
yang kebanyakan orang tidak menyadarinya. Berapa banyak dari manusia yang
secara tidak senngaja jatuh pada maksiat ini. membicarakan aib saudaranya
sendiri kepada orang lain. Mengungkapkan kelemahan seseorang dihadapan manusia,
menyebarkan fitnah seseorang dihadapan ummat.
Baik sesuatu itu ada pada diri orang
yang dibicarakan itu ataupun itu hanya sekedar fitnah .
oleh karena itulah Al-mawardi menyebutkan didalam tafsirnya bahwasanya
al-hasan berkata ghibah ada tiga macam semuanya ada dalam al-qur’an:
1.Datang dengan istilah ghibah yaitu: menyebutkan sesuatu yang ada pada diri
saudara anda.
2.Al-ifki yaitu: menyebutkan kepadanya sesuatu yang datang kepada anda
tentang dia
3.Al-buhtan yaitu: mengatakan sesuatu yang tidak ada dalam diri saudara anda.
Pada zaman fitnah ini,
berapa banyak orang mengghibah saudaranya dengan dalil jarah watta’dil, maka
kami akan katakan bahwa ini adalah kebongan yang nyata. Kita harus mengetahui bahwa kaedah jarah watta’dil adalah digunakan oleh
para ulama hadits dalam masa periwayatan. Ini untuk kehati-hatian mereka dalam
menerima berita yang datang dari Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam. untuk
menguatkan berita dan hadits Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam. dalam
keadaan yang bersamaan merekapun tidak serta merta dalam menjarah seseorang.
Anda bisa melihat dibuku-buku sejarah hadits yang mengungkapkan ilmu jarah
watta’dil yang digunakan oleh para ulama hadit kita. Mereka tidak akan menjarah
seseorang kecuali meninggikkanya dalam waktu yang bersamaan. Contoh rillnya
adalah mereka mengatakan: si fulan adalah orang yang tawaddu’ dan wara’ tapi
sering lupa atau banyak lupanya. Atau sebaliknya: si fulan adalah suka
berbohong tapi dia adalah orang sangat kuat ibadahnya.
Dari sini, maka kita
bisa beristidlal, bahwa para ulama hadits dimasa periwayatan menggunakan ilmu
jarah watta’dil hnaya untuk menjaga hadits Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi
Wasallam bukan untuk mengghibah sesama muslim. Lalu dimanakah orang-orang yang suka berdalil dengan kaedah jarah watta’dil
dalam mengghibah saudaranya dizaman sekarang ini???
Kalian jangan membuat syubhat dihadapan ummat dan jangan mencari pembenaran
untuk menghalalkan maksiat-maksiat anda. Na’udzu billah.
Wahai saudaraku seiman! Marilah kita menjaga diri kita dari hal-hal seperti
ini, menjaga mulut kita dari mengungkapkan kata-kata yang mengandung ghibah.
Ingatlah bahwa kita adalah saudara dan memang orang-orang mukmin adalah
bersaudara bahkan ikatan persaudaraan mukmin lebih kuat dibanding ikatan
persaudaraan senasab, sebagaimana Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam Bersabda:
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ
بَشِيرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَثَلُ
الْمُؤْمِنِينَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ
الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ
بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى ».
Artinya: dari nu’man bin basyir berkata Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi
Wasallam Bersabda: “ perumpamaan orang-orang mu’min didalam saling mencintai,
saling menyayangi dan saling menaruh kasih sayang adalah seperti satu tubuh
yang apabila salah satu bagian merasa sakit maka bagian-bagian yang lain akan
merasakan keresahan dan sakit.” (H.R
Muslim, Hadits nomor 2586)
Wahai kaum muslimin! Darah dan kehormatan sesama muslim adalah haram
sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam didalam
haditsnya:
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
بْنِ أَبِى بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ لَمَّا كَانَ ذَلِكَ الْيَوْمُ قَعَدَ
عَلَى بَعِيرِهِ وَأَخَذَ إِنْسَانٌ بِخِطَامِهِ فَقَالَ « أَتَدْرُونَ أَىَّ
يَوْمٍ هَذَا ». قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ
سَيُسَمِّيهِ سِوَى اسْمِهِ. فَقَالَ « أَلَيْسَ بِيَوْمِ النَّحْرِ ». قُلْنَا
بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ « فَأَىُّ شَهْرٍ هَذَا ». قُلْنَا اللَّهُ
وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ « أَلَيْسَ بِذِى الْحِجَّةِ ». قُلْنَا بَلَى يَا
رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ « فَأَىُّ بَلَدٍ هَذَا ». قُلْنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ
أَعْلَمُ - قَالَ - حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ سَيُسَمِّيهِ سِوَى اسْمِهِ. قَالَ «
أَلَيْسَ بِالْبَلْدَةِ ». قُلْنَا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ « فَإِنَّ
دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ
يَوْمِكُمْ هَذَا فِى شَهْرِكُمْ هَذَا فِى بَلَدِكُمْ هَذَا فَلْيُبَلِّغِ
الشَّاهِدُ الْغَائِبَ ».
Artinya: “ Dari
Abdurrahman Bin Abu Bakar dari bapaknya
ia berkata: ketika suatu hari Rasulullah duduk diatas onta dan manusia mendekat
kepadanya kemudian beliau Bersabda: “
apakah kalian semua tahu hari apa ini?” mereka menjawab: Allah dan
Rasul-Nya lebih mengetahui, sampai kami akan mengira beliau akan memberikan
nama selain namanya, kemudian beliau Bersabda:” Bukankah hari ini hari nahr?” Kami menjawab: betul wahai Rasulullah. Beliau Bersabda: “ bulan apa ini?”
kami menjawab Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau Bersabda: “Bukankah
ini bulan dzulhijjah?” kami menjawab: betul wahai Rasulullah, beliau Bersabda lagi:
“negeri apakah ini?” kami menjawab:
Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui, sampai kami mengira beliau akan
memberikan nama yang selain namanya. Beliau Bersabda: “ bukankah ini negeri
(makkah)? Kami menjawab: betul wahai Rasulullah, beliau Bersabda: “
maka sesungguhnya darah, harta dan kehormatan kalian haram atas kalian seperti
keharaman hari, bulan dan negeri kalian ini, maka telah disampaikan, Allah
menyaksikanya”. (H.R Muslim, Hadits nomor 1679)
Begitulah keadaan kita sesama muslim, kita harus saling menjaga dan
mencintai antara satu sama lain, menjaga kehormatan saudara kita dengan tidak
mengungkapkan kejelekan-kejelakanya dihadapan manusia banyak yang membuat ia
malu dan jatuh harga dirinya dihadapan mereka. Menyayangi saudara kita dengan
membela ia ketika digunjing dan dijelek-jelekkan oleh orang-orang yang suka
menggibah dan memakan daging saudaranya. Ingatlah wahai hamba allah! Ketika
kita menggunjing saudara kita atau ikut membenarkan gunjingan-gunjingan orang
terhadap dia maka sama halnya kita telah jatuh dalam jurang kedzoliman, dan
ingatlah bahwa Allah tidak suka berbuat dzolim dan tidak suka orang yang
berbuat dzolim sebagaimana Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam Bersabda
dalam hadits qudhsinya:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عن النَّبِيّ صلى الله عليه وسلم ، عن
اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى قَالَ : « يا عِبادِي إِني قَد حَرمتُ الظُلمَ عَلى
نَفسِي وجَعلتُهُ مُحرماً بَينَكُم فَلا تَظالَمُوا»
Artinya: Dari Abu Dzar
Radhiyallahu ‘Anhu Dari Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam dari Allah Subuhanahu
Wata’ala Berfirman: “ wahai hambaku! Telah aku haramkan kedzoliman
atas diriku dan aku mengharamkan pula terhadap kalian maka janganlah kalian
saling mendzolimi”. (H.R Bukhari Di Dalam Adabul Mufrad, Di Shohihkan oleh
Syekh Al-Bani)
Oleh karena itu, jika anda mendapatkan satu majelis yang menghidangkan
pembicaraan yang mengandung ghibah maka jangan masuk kedalam majelis itu, jika
anda ada didalam majelis itu maka segera tinggalkan dan jauhi tempat buruk itu
karena majelis-majelis seperti itu adalah majelis yang sangat dimurkai Allah
bukan majelis yang diterangkan oleh Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam
dalam haditsnya dibawah ini:
عَنِ الأَعْمَشِ عَنْ
أَبِى صَالِحٍ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- « وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ
كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ
السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ ».
Artinya: “ Dari Al-a’masy Dari Abi Sholeh dari Abu Hurairah
ia Berkata Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam telah Bersabda: “ dan
tidaklah suatu kaum berkumpul dalam rumah Allah untuk membaca kitab Allah dan
mempelajarinya diantara mereka kecuali allah akan menurunkan kepada mereka
ketenangan jiwa dan dilindungi oleh malaikat (H.R Muslim, Hadits nomor 2699)
Karena dizaman yang penuh dengan fitnah ini, segala bentuk maksiat semuanya
ada. Sampai majelis yang seharusnya dijadikan tempat menimba ilmu Allah,
mempelajari Al-qur’an dan As-sunnah malah menjadi majelis ghibah, na’udzu
billah. Maka jangan heran jika ada seorang yang banyak dicintai manusia karena
ia suka ghibah. Itulah terbaliknya zaman sekarang. Na’uzdu billah min dzalik.
Berapa banyak orang berbicara tentang ulama, mengatakan dia begini dan dia
begitu, padahal itu tidaklah lain kecuali kebohongan yang ia nukil dari suber
yang tidak jelas, yang kadang itu hanya ia dapat dari syekhnya kemudian
bertaklid buta dalam ikut mengghibah para ulama Allah.
Ingatlah wahai orang-orang yang beriman! Daging para ulama adalah racun.
Anda mengghibanya sama halnya anda memakan racun dan ancaman allahpun lebih
keras dibanding ancaman-Nya terhadap orang yang menggunjing selain ulama.
Dosanyapun lebih besar, karena ini berkaitan dengan ilmu dan hukum-hukum Allah.
Jika seorang terpengaruh dengan ghibah dan fitnah anda itu maka orang akan
menjauhi ulama allah dan abai untuk menerima apalagi mencari ilmu darinya.
Padahal allah telah telah berfirman:
{يَرْفَعِ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ}
Artinya: Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.S Al-mujaadalah : 11)
Dan Allah Subuhanahu Wata’ala Berfirman:
{إِنَّمَا
يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ}
Artinya: Sesungguhnya yang
takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama (Q.S Aa-Fathir:
28)
{وَمَا يَعْقِلُهَا
إِلَّا الْعَالِمُونَ}
Artinya: dan tiada yang
memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (Q.S Al-Ankabut : 43)
Dan Allah Subuhanahu Wata’ala Berfirman:
{هَلْ
يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ}
Artinya: "Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
(Q.S Az-zumar : 9)
Dan Rasulullah Shollallahu
‘Alaihi Wasallam Bersabda:
« وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ
الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ
فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ ».
Artinya: Dan
sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi dan sesungguhnya para nabi
tidak mewariskan dinar atau dirham akan tetapi mewariskan ilmu maka barang siap
yang mengambilnya, maka ia telah mengambil jatah dari kekayaan” (H.R Abu Daud,
Hadits Nomor 3641, dishohihkan Syekh Al-Bany)
Dari ayat dan hadits diatas maka teranglah akan keutamaan para ulama Allah,
jika seseorang mengghbah mereka kemudian menimbulkan fitnah yang besar maka
sama halnya ia telah menjauhkan manusia dari ulama Allah, menanam kebenci
manusia terhadap ulama Allah. Ini perkara besar dihadapan allah wahai hamba
allah..maka bertakwalah pada Allah dari hal-hal seperti ini. daging para ulama
Allah adalah racun.
Ada beerapa bentuk mengghibah yang semuanya ini adalah haram dilakukan oleh
seorang muslim pada saudaranya:
1.Dengan perkataan, contoh: dia itu begini dan begitu
2.Dengat isyarat kepala atau tangan: menggerakkan kepala, atau mengajukan
jempol ketika seorang menggunjing orang
lain yang itu menunjukkan setujunya terhadap gunjingan
itu
3.Dengan diam menunjukkan ia setuju akan ghibah itu.
Oleh karena itu jika anda menemukan orang atau majelis yang sedang
menggibah maka:
1.Jauhi orang atau majelis itu jika anda mengetahui bahwa ia suka mengghibah
2.Tinggalkan orang atau majelis yang sedang mengghibah jika anda sedang ada
didalamnya
3.Ingatkan mereka akan bahaya orang-orang yang suka menggunjing atau
mengghibah
4.Jangan menyebarkan ghibah yang anda dengar
Jika kita jatuh pada salah satu poin yang kami
sebutkan diatas maka sungguh kita telah jatuh dalam fitnah ghibah, na’udzu
billah! takutlah pada Allah wahai hamba Allah, mari kita selalu
memelihara telinga dan mulut kita dari agar tidak jatuh kedalam fitnah ghibah.
Dan Semoga Allah Subuhanahu Wata’ala melindungi kita semua dari fitnah ghibah,
dan semoga Allah membalas segala kejelekan orang-orang yang suka mengghibah,
karena tidaklah mereka kecuali perusak dan pembuat kehancuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar