Tidak diragukan lagi bahwa menuntut ilmu adalah sangat penting, karena
dengan ilmu seorang akan mengenal Rabbnya, Dengan ilmu seorang akan mengetahui
keawajibanya pada Allah Subuhanahu wata’ala, dengan ilmu pula ia akan memahami
hak-hak Allah dan hak-hak saudaranya terhadap dirinya.
Ilmulah yang akan menghilangkan kebodohan, ilmu juga yang akan
menjelaskan hukum-hukum yang datang dari Allah kepada seorang hamba.
Ilmu yang dimaksud disini adalah seperti yang dikatakan ibnu qoyyim
az-zaujiyah dalam kitabnya qoshidatunniyah hal 95 beliau berkata:
العلم قال الله قال رسوله
قال الصحابة هم أولو العرفان
ما العلم نصبك للخلاف سفاهة
بين الرسول وبين رأي فلان
“ ilmu adalah perkataan Allah, perkataan Rasul-Nya.
perkataan para sahabat, merekalah yang memiliki pengetahuan. ilmu tidak
dinisbahkan kepada orang bodoh yang
membandingkan perkataan Rasul dengan pendapat seseorang”
Oleh karena itu, demi ilmu yang dimaksudkan diatas itulah para ulama
melakukan rihlah bertahun-tahun bahkan berpuluhan tahun, mencari ilmu Allah dan
Rasul-Nya untuk dijadikan manhaj dalam ketaatan pada Allah Rabbul ‘Izzati,
mereka tak mengenal lelah dan tak pernah mengeluh apalagi putus asa bahkan
menikmati perjalanan itu dengan penuh bahagia, kita mengetahui semua itu dari
keikhlasan mereka dalam menulis kembali ilmu yang mereka cari, sehingga
menjadilah kitab yang berjilid-jilid yang tentunya mereka berniat agar ilmu itu
terjaga rapi dan dijadikan rujukan oleh generasi yang akan datang setelah
mereka.
Subuhanallah…seharusnya kepada merekalah kita bercermin, panasnya terik
matahari tak menjadikan mereka berhenti untuk terus meniti jalan dalam menuntut
ilmu. Dinginnya angin yang menhembus menerpa badan tak menjadikan mereka menyerah dalam menuntut ilmu syar’i. kadang
perut lapar sedangkan bekal telah habis, maka air putilah yang akan mengganjal
perut mereka, atau bahkan mereka mengikat kencang perut agar rasa lapar bisa
ditahan. Tapi berkat perjuangan mereka maka lahirlah Kutubu Tis’ah
dan kitab-kitab hadits lainnya serta buku-buku yang membahas Ilmu Islam dalam
berbagai bentuk syarah dan penjelasan.
AllahSubuhanahu
Wata’ala Berfirman:
{وَمَا
كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ
مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا
رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ}
Artinya: tidak
sepatutnya bagi orang-orang yang beriman itu pergi semuanya (Kemedan Perang)
mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang yang
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya” (Q.S At-taubah :122)
Ayat ini menunjukkan
pentingnya menuntut ilmu. Karena masyarakat Islam sangat membutuhkan orang yang
akan mengajarkan ibadah dan hukum-hukum Islam kepada mereka dan itu adalah
tugasnya ahlul ilmi. Para ulamalah yang akan mengajarkan kepada ummat akan
makna yang terkandung dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sehingga dengan itu
masyarakat Islam akan mengetahui bagaimana cara beribadah pada Allah,
mengetahui ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam al-qur’an dan al-hadits.
Seorang mukmin wajib mencari ilmu agamanya, agar ia menyembah Allah
dengan ilmu yang jelas, mengetauhi
hakikat kekuasaan Allah, dan mengetahui posisinya sebagai hamba yang harus
selalu ta’at dan tunduk pada perintah Allah Subuhanahu Wata’ala. Allah
Memerintahkan Hamba-Nya agar Mengetahui Bahwa tidak ada tuhan selain Allah.
Sebagaimana Allah Subuhanahu Wata’ala Berfirman:
{َفاعْلَمْ
أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ {
Artinya: Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya
tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi
dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah
mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. (Q.S Muhammad: 19)
Dengan ilmu seorang hamba bisa lebih takut terhadap Allah Subuhanahu
Wata’ala, tidak mudah berlumuran dengan dosa yang berujung pada kerugian
dirinya di dunia dan akhirat. Allah Subuhanahu Wata’ala Berfirman:
{إِنَّمَا
يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ}
Artinya: Sesungguhnya
yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama (Q.S Al-Fathir : 28)
Seorang wajib menayakan segala permasalahan tentang agamanya kepada ahlul
ilmi, dan itu dinamakan mencari ilmu. Allah Subuhanahu Wata’ala Berfirman:
{فَاسْأَلوا
أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ}
Artinya: maka
tanyakanlah kepada ahlu dzikr jika kalian semua tidak mengetahui” (Q.S An-nahl:
43)
Ayat ini menunjukkan pentingnya menuntut ilmu. Wajib bagi orang yang
tidak mengetahui untuk bertanya kepada orang yang lebih berilmu darinya agar
tidak menyembah Allah tanpa ilmu. Ahlu dzikr adalah ulama. Jika tidak ada ulama
didesa kita maka hendaknya kita mencari ulama ditempat lain sampai kita
menemukan ulama.
Dengan ilmu seorang hamba menjadi baik posisinya disisi Allah Subuhanahu
Wata’ala
{
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ}
Artinya: Katakan! Apakah sama orang yang mengetahui
dengan orang yang tidak mengetahui? (Q.S Az-zumar: 9 )
Maksudnya adalah orang yang mempunyai ilmu dengan orang yang tidak
meiliki ilmu adalah tidak sama. Dan derajat mereka disisi Allah pun akan
berbeda. Allah Subuhanahu Wata’ala Berfirman:
{ يَرْفَعِ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ}
Artinya: Niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan. (Q.S Al-Mujadalah: 11 )
Dalam menuntut ilmu, kita harus selalu bersikap tawaddu’ baik kepada
Allah atau kepada makhluk. Salah satu sifat tawaddu’ penuntut ilmu adalah
selalu berdoa dan meminta pada Allah tamabahan ilmu dan keberkahan ilmu,
sebagaimana Allah Subuhanahu Wata’ala Berfirman:
وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا
Artinya: dan
katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."
(Q.S Thaahaa : 114)
Begitupun yang
disabdakan Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam :
اللَّهُمَّ
انْفَعْنِي بِما عَلَّمْتَنِي وَعَلِّمْنِي ما يَنْفَعُنِي وَزِدْنِي عِلْماً الحَمْدُ
لله على كُلِّ حالٍ وأعُوذُ بالله مِنْ حالِ أهْلِ النَّارِ
Artinya: Ya
Allah Jadikan Apa Yang Engkau ajarkan Padaku bermanfaat bagiku, Dan ajarkanlah
padaku apa-apa yang bermanfaat bagiku, dan tambahkanlah ilmu padaku, segala
puji bagimu dalam segala hal dan lindungilah aku dari keadaan ahli neraka”.( H.R
Tirmidzi 5/578, Ibnu abi syaibah 6/50, Ibnu Majah 2/1260, dan Baihaqi 4/91)
Terakhir, penulis mengucapkan selamat menuntut ilmu buat
sahabat-sahabatku yang tercinta…jangan putus asa melakaukan rihlah dalam
menuntut ilmu Allah, janji Allah untuk hamba-hambanya yang ikhlas menuntut
ilmunya adalah benar.
قَالَ رَسُولِ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ
اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ ، وَإِنَّ الْمَلائِكَةَ لَتَضَعُ
أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضَاءً بِمَا يَصْنَعُ
Artinya: Rasulullah Shollallahu
‘Alaihi Wasallam Bersabda: “ barang siapa yang menempuh jalan dlam menuntut
ilmu maka Allah akan memberikan jalan menuju surga. Dan sesungguhnya malaikat
akan membentangkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridho
terhadap apa yang dilakukanya.” (H.R Abu Daud, Hadits Nomor 3643)
Semoga niat kita tidak terkotori oleh iming-iming
dunia dan segala bungkusanya. Ilmu Allah yang kita cari bukan ijazah palsu yang
menghilangkan berkah ilmu. Ilmu tujuan utama, ijazah dan sebagainya hanya
formalitas bagi kita sebagai penghargaan karena telah menempuh dunia pencarian
ilmu.
Ulama tersebar banyak dibumi sudan ini, mari kita
habiskan umur kita dengan rihlah menuntut ilmu kepada mereka. Menghafal dan
mendengar keterangan dan penjelasan dari mereka. Akhirnya masing-masing kita
berdoa:
اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِما
عَلَّمْتَنِي وَعَلِّمْنِي ما يَنْفَعُنِي وَزِدْنِي عِلْماً الحَمْدُ لله على
كُلِّ حالٍ وأعُوذُ بالله مِنْ حالِ أهْلِ النَّارِ...
والحمد لله رب العلمين
Tidak ada komentar:
Posting Komentar